Rabu, 29 Mei 2019

PROPOSAL PENELITIAN

PROPOSAL PENELITIAN "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KUBUS SATUAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD”


“PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KUBUS SATUAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD


PROPOSAL


Diajukan untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Penelitian Pendidikan 2


Oleh:
Dr. Ir. Hj. Risda Amini, M.P.
Quratul Aini
16129379




PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pada umunya anak sekolah dasar berada pada usia 7 – 12 tahun. Pada usia ini mereka lebih suka bermain dari pada belajar. Mereka suka berjalan kesana kemari berbicara dengan  teman sekelas  dibandingkan dengan  duduk terpaku dengan terus memperhatikan guru yang sedang mengajar di depan kelas. Walaupun mereka suka dengan bermain dan berjalan di kelas ada waktu dimana mereka akan terfokus untuk belajar walaupun itu dengan waktu yang singkat berkisar antara 10 sampai dengan 15 menit pertama.
Pada tahap usia 7 – 12 tahun ini anak sekolah dasar mempunyai rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Mereka akan bertanya apa saja yang membuat mereka penasaran. Jika ada benda baru yang belum pernah dilihat mereka akan langsung bertanya. Jika kita memberikan benda tersebut mereka akan langsung mengotak atik benda tersebut akibat rasa ingin tahu mereka.
Ciri ciri di atas merupakan ciri ciri anak sekolah dasar. Beberapa pernyataan diatas sesuai dengan pendapat Piaget. Piaget merupakan seorang ahli psikologi kognitif yang sangat berpengaruh. Menurut Piaget dalam Mustaqim ( 2012 : 14) proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap tahap perkembangannya sesuai dengan umurnya. Maka dari pendapat Piaget tersebut anak sekolah dasar berada pada tahap yang disebut dengan tahap operasioanal konkret. Operasional konkret adalah tahap ketiga dari empat tahap perkembangan kognitf(pengetahuan) seseorang. Seperti yang telah dijelaskan diatas anak sekolah dasar suka dengan bermain, mengotak atik, berjalan dan mempunyai daya konsentrasi yang sangat singkat.
Berdasarkan hal diatas sebaiknya pembelajaran di sekolah menggunakan benda benda yang dapat menunjang proses pembelajaran. Tidak hanya benda guru juga dapat menggunakan gambar untuk mengkonkritkan sebuah benda. Adapun benda benda atau alat yang digunakan selama proses pembelajaran di sebut dengan media pembelajaran.
Media pelajaran menurut Schramm dalam  Miftahul (2013:34) adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Pendapat lain mengenai pengertian media pembelajaran menurut Briggs dalam dalam Daryanto (2011: 12) adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, vidio, slide, ataupun yang lainnya.
Berdasarkan pendapat ahli di atas media pembelajaran dapat dijadikan alat atau benda yang bisa dijadikan penunjang atau alat dalam menyampaikan pesan dari guru kepada siswanya.
Penggunaan media ini sangat cocok selama proses belajar karena media adalah sebagai sarana konkrit dalam pembelajaran. Seharusnya guru guru yang mengajar di sekola dasar menggunakan media dalam pembelajaran karena penggunaan media merupakan pengaplikasian dari tahap operasional konkret anak sekolah dasar.
Namun pada kenyataannya di lapangan guru hanya melakukan pembelajran konvensional. Guru hanya menjelaskan dan siswa hanya menerima apa yang di berikan guru. Selain dari itu guru langsung memberikan rumus dan tidak menjelaskan dari mana datangnya rumus tersebut. Jika guru hanya memberikan rumus dan menjelaskannya maka dimanakah media pembelajaran digunakan?. Akibatnya siswa banyak yang tidak mengerti dan siswa pun tidak berani bertanya akibat tidak dilatih berbicara oleh guruya. Sehingga hasil pembelajaran siswa menjadi rendah.
Khususnya pada pembelajaran matematika penggunaan media sangat diperlukan misalnya pada pembelajaran bangun ruang. Untuk mencari volume pada kubus atau balok guru dapat menggunakan media kubus satuan. Dari media kubus satuan tersebut dapat dirumuskan volume kubus dan balok tersebut.
Berdasarkan ulasan di atas perlu adanya sebuah media pembelajaran khususnya pada matematika. Penggunaan media pembelajaran matematika dapat memberikan dampak positif kepada siswa.
Maka dari itu peniliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Kubus Satuan Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD

B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, ada beberapa masalah yang dapat di defenisikan, yaitu:
1.Hasil belajar kognitif siswa pada pembelajaran matematika masih rendah
2.Pembelajaran matematika di anggap sebagai pembelajaran yang sulit
3. Guru tidak menggunakan media pembelajaran dalam mengajarkan materi volume bangun ruang
4. Kurangnya keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran matematika.
5. Pengetahuan siswa hanya terbatas pada penjelasan guru dan buku paket

C.    Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan, penulis membatasi masalah penelitian pada :
1.    Penggunaan media pembelajaran kubus satuan pada materi volime bangun ruang
2.    Hasil belajar pada penelitian ini dibatasi pada hasil belajar kognitif siswa pada materi volume bangun ruang di kelas V SDN 09 Belakang Balok Bukittingi

D.    Rumusan Masalah
     Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut”Apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media pembelajaran kubus satuan terhadap hasil belajar kognitif siswa pada materi volume bangun ruang di kelas V SD.
  
E.     Asumsi Penelitian
Pada penelitian ini peneliti mengasumsikan bahwa pembelajaran matematika materi volume bangun ruang dengan menggunakan media pembelajaran kubus satuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memudahkan pemahaman mengenai materi pembalajaran matematika yang bertolak pada konsep yang konkret yang dapat di otak atik oleh siswa.

F.     Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian eksperimen ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan media pembelajaran kubus satuan terhadap hasil belajar siswa pada materi volume bangun ruang di sekolah dasar

G.    Manfaat Penelitian
1.      Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk melihat pengaruh penggunaan media kubus satuan terhadap hasil belajar siswa pada materi matematika khususnya materi volume bangun ruang. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pembelajaran matematika menjasdi lebih bermakna


2.      Manfaat praktis
a.       Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, mengembangkan wawasan bepikir dan  sebagai bahan refleksi bagi peneliti untuk menyelesaikan salah satu permasalahan dalam pembelajaran matematika khususnya yang terkait dengan penggunaan media pembelajaran serta meningkatkan keterampilan dalam mengajar agar tujuan dalam pembelajaran tercapai.
b.      Bagi kepala sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pendorong untuk selalu melakukan pembinaan terhadap guru serta mencari inovasi untuk perkembangan, kemajuan, dan kualitas sekolah agar tercapai tujuan sekolah dan tujuan pendidikan.
c.       Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran yang bervariasi, salah satunya dengan menggunakan media pembelajaran dan sebagai bahan masukan untuk memperbaiki hasil pembelajaran khususnya pembelajaran matematika.
d.      Bagi siswa
Penelitian ini dapat meningkatkan hail belajar siswa tentang volume bangun ruang serta motivasi belajar setelah menggunakan media pembelajaran.
e.       Bagi peneliti lain
Sebagai bahan rujukan bagi peneliti lain dalam menggunakan media pembelajaran yang lebih menarik dan mendorong siswa untuk memahami pembelajaran.



















BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Kajian Teori
1.      Hakikat Media Pembelajaran
Proses interaksi yang terjadi antara guru dan peserta didik selama pembelajaran akan menyalurkan informasi kepada pesera didik. Dalam menyampaikan informasi tersebut dibutuhkan media pembelajaran mengingat matematika merupakan suatu obyek yang abstrak.
a.      Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran terdiri dari dua buah kata yaitu media dan pembelajaran. Kata media berasal dari bahasa Latin medium yang artinya perantara. Sedangkan pembelajaran menurut Kokom (2011:3) merupakan suatu sistem atau proses pembelajaran yang direncanakan, didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar dapat mencapai tujuan yang efektif dan efisien.
Media merupakan alat bantu yang dapat menunjang proses pembelajaran, atau media dapat kita sebut juga dengan alat penyampaian informasi kepada peserta didik.
Ely dalam Azar (2011:3) menjelaskan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia materi, atau kejadian yang membangun suatu kondisi yang mempu mempreroleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 2006). Menurut Gagne dalam Arif (2011:3) menjelaskan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan yang dapat merangsang untuk belajar.
Berdasarkan pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan kepada peserta didik  sehingga terjadilah proses belajar untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien.
b.      Manfaat Media Pembelajaran
Dalam penggunaan media pembelajaran itu sendiri mempunyai banyak manfaat. Hamalik (2010:15) menjelaskan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, meningkatkan motivasi, dan rangsanagan kegiatan belajar dan membawa pengaruh pengaruh psikologis terhadap siswa.
Rudi (2011:56) menyebutkan beberapa manfaat media pembelajaran secara umum adalah sebagai berikut
1)Memperjelas pesan agar tidak verbalitis; 2)Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera; 3)Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar; 4)Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya; 5)Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.
Sedangkan secara lebih khusus manfaat media pembelajaran menurut Sudjana dan Ahmad(2012:2)
1)Dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka;2)Makna bahan pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan memungkinkan terjadinya penguasaan serta pencapaian tujuan pengajaran;3)Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata didasarkan atas komunikasi verbal melalui kata-kata;4)Siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan memerankan.
 Berdasarkan pendapat para ahli diatas banyak sekali manfaat jika guru menggunakan media dalam pembelajaran. Manfaat yang sangat dirasakan oleh peneliti yaitu
1)   Dapat meningkatkan motivasi belajar anak karena ada sebuah media yang dapat diotak atik, yang dapat dilihat, yang dapat dirasakan oleh anak itu sendiri sehingga membuat anak menjadi penasaran dan itu akan membuat anak menjadi semangat dalam belajar
2)   Membatasi ruang dan waktu. Ini terjadi ketika pembelajarannya jauh dari lingkungan anak, maka guru dapat mnggungakan media pembelajaran.
3)   Dalam penggunaan media pembelajaran pesera didik akan lebih menggunakan indera penglihatan dan pendengarannya sehingga akan meningkatkan daya serap informasi
4)   Pembelajaran yang bervariasi dengan penggunaan media tidak akan membuat peserta didik jenuh dibandingkn dengan pembelajaran konvensional dimana guru hanya melakukan interaksi verbal untuk memberikan informasi kepada peserta didik sehingga anak cepat menjadi bosan.
c.       Jenis Jenis Media Pembelajaran
Banyak sekali jenis jenis media pembelajaran diantaranya media visual(penglihatan), audio(pendengaran), dan audio visual ( penglihatan dan pendengaran). Jenis jenis media tersebut akan diuraikan sebagai berikut. Menurut Menurut Rudy Brets, ada 7 (tujuh) klasifikasi media, yaitu :
1)Media audio visual gerak, seperti : Film bersuara, film pada televisi, Televisi dan animasi;2)Media audio visual diam, seperti : Slide;3)Audio semi gerak, seperti : tulisan bergerak bersuara;4)Media visual bergerak, seperti : Film bisu;5)Media visual diam, seperti : slide bisu, halaman cetak, foto;6)Media audio, seperti : radio, telephon, pita audio;7)Media cetak, seperti : buku, modul
Anderson dalam Arif (2010:6) mengelompokkan media menjadi 10 golongan sbb :
 No
Golongan
Media
Contoh
dalam Pembelajaran
I
Audio
Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
II
Cetak
Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
III
Audio-cetak
Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
IV
Proyeksi visual diam
Overhead transparansi (OHT), Film bingkai (slide)
V
Proyeksi Audio visual diam
Film bingkai (slide) bersuara
VI
Visual gerak
Film bisu
VII
Audio Visual gerak,
film gerak bersuara, video/VCD, televisi
VIII
Obyek fisik
Benda nyata, model, specimen
IX
Manusia dan lingkungan
Guru, Pustakawan, Laboran
X
Komputer
CAI (Computer Assisted Instructional=Pembelajaran berbantuan komputer), CMI (Computer Managed Instructional).
                 Jadi dapat disimpulkan bahwa janis janis media tersebut dapat diklafisikasikan sebagai berikut
1)   Media Visual : yaitu media yang hanya dapat dilihat, seperti : foto, gambar, poster, kartun, grafik dll. 
2)   Media Audio : media yang hanya dapat didengar saja, seperti : kaset audio, mp3, radio. 
3)   Media Audio Visual : media yang dapat didengar sekaligus dilihat, seperti : film bersuara, video, televise, sound slide. 
4)   Multimedia : media yang dapat menyajikan unsur media secara lengkap, seperti : animasi. Multimedia sering diidentikan dengan komputer, internet dan pembelajaran berbasis komputer. 
5)   Media Realita : yaitu media nyata yang ada di dilingkungan alam, baik digunakan dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan, seperti : binatang, spesimen, herbarium dll.

2.      Hakikat Media Pembelajaran Kubus Satuan
a.      Pengertian Media Pembelajaran Kubus Satuan
Dalam pembelajaran materi volume bangun ruang khususnya volume balok dan volume kubus, guru dapat menggunakan media pembelajaran kubus satuan untuk mencari volumenya.
Volume adalah satuan takaran yang digunakan untuk mnegisi sebuah bejana hingga penuh. Sedangkan media kubus satuan yaitu sebuah balok persegi yang dimasukan ke dalam bangun ruang ( kubus atau balok) yang akan dicari volumenya.
Dalam menggunakan media pembelajaran kubus satuan ini lebih baik menggunakan balok atau kubus yang transparan seingga peserta didik bisa melihat banyaknya kubus satuan yang masuk ke dalam balok ataupun persegi tersebut.
b.      Langkah Langkah Menggunakan Media Kubus Satuan
1)   Guru mengajak siswa untuk mengukur volume balok dan kubus
2)   Guru memperkenalkan media pembelajaran kubus satuan untuk mencari colume dari balok dan kubus tersebut.
3)   Guru membimbing peserta didik cara mencari volume balok dan kubus dengan memasukan kubus satuan kedalam bangun kubus dan balok
4)   Minta siswa untuk menghitung jumlah kubus satuan yang masuk kedalam balok dan kubus tersebut.
5)   Masukan kubus satuan sampai kubus dan balok terisi penuh
6)   Dengan cara yang sama, kita ajak siswa untuk mengukur volume kubus transparan.
7)   Dari kegiatan tersebut guru dapat mengarahkan siswa kepada konsep volume suatu bangun ruang adalah banyaknya satuan takaran(kubus satuan) yang dapat digunakan untuk mengisi bejana(kubus dan balok) hingga penuh

3.      Hasil Belajar
a.      Hakikat Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Menurut Rusman (2015:67), mengemukakan hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial, macam-macam keterampilan, cita-cita, keinginan dan harapan. Hal tersebut senada dengan pendapat Hamalik (2012:45) yang menyatakan bahwa  “hasil belajar itu dapat terlihat dari terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku”.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya proses belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik yang menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotor. Proses perubahan dapat terjadi dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks
Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar peserta didik adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Susanto, 2013:5) pendapat tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Sudjana (2010:22) bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Oleh karena itu, proses pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik.
Hasil belajar dari Bloom (dalam Sudjana, 2010:22) secara garis besar ada tiga ranah yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
1)         Ranah kognitif berkenaan dengan pengetahuan/hasil belajar intelektual siswa yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi, 2)  ranah afektif berkenaan dengan sikap siswa yang terdiri dari dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian organisasi, dan internalisasi, 3)  ranah psikomotor berkenaan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak siswa, ada enam aspek yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketarampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan sebagai wujud dari tingkat penguasaan terhadap suatu pengetahuan yang disampaikan yang dimilki oleh peserta didik setelah peserta didik tersebut mengalami aktifitas belajar yang mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

b.      Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Rusman (2015:67)” hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Munandi (dalam Rusman, 2015:67-68),” meliputi faktor internal dan faktor eksternal”. Secara rinci dapat dijelaskan :
1)   Faktor Internal
Faktor internal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar, seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainnya. Jika seorang siswa berada dalam keadaan kondisi yang sehat, mereka akan mudah menyerap materi yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut dapat mempengaruhi siswa dalam menerima pelajaran, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar.
Hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor psikologis setiap siswa, meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motivasi, kognitif dan daya nalar siswa .

2)   Faktor Eksternal
Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor lingkungan. Lingkungan yang baik akan mampu membuat hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Jika lingkungan yang berada di sekitar siswa kurang baik, itu akan membuat hasil belajar siswa menjadi kurang baik. Karena faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan hasil belajar siswa adalah faktor lingkungan.

4.      Pembelajaran Matematika di SD
a.      Pengertian Pembelajran Matematika di SD
Matematika dalam pembelajarannya menuntut pemikiran yang logis dan kritis.  Sedangkan Susanto  (2016:183-185) menjelaskan bahwa “Matematika adalah ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol dan merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan beragumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi”.
Menurut James ( Suherman 2012:18) menyatakan matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan  dengan yang lainya dengan jumlah yang banyak yang terbagi menjadi tiga bidang aljabar, anlisis dan geometri. Sujono ( 2010:4) mengemukakan defenisi tentang matematika sebagai berikut:
1)Matematika adalah  ilmu yang eksak dan terorganisir secara sistematis;2)Matematika adalah cabang pengetahuan manusia tentang bilangan kalkulasi;3)Matematika membantu orang dalam menginterpretasikan secara tepat berbagai ide dan kesimpulan;4)Matematika adalah ilmu yang berhubungan dengan simbol-simbol dan bilangan
Suherman( 2012:57) menjelaskan bahwa dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi). Suherman ( 2012: 58) Tujuan umum pembelajaran matematika adalah memberikan penekanan pada keterampilan dalam penerapan matematika, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam membantu mempelajari ilmu pengetahuan lainny
Berdasarkan defenisi dari pembelajaran matematika maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pembelajaran matematika merupakan proses komunikasi antara siswa dengan guru, dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan bagi siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya dalam mempelajari ilmu yang bersifat abstrak namun konsep- konsepnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari dan membantu dalam mempelajari ilmu pengetahuan lainnya.

b.      Volume kubus dan Balok
1)      Kubus

Sifat-sifat dari kubus adalah:
Memiliki enam buah sisi dengan ukuran dan bentuk yang sama persis
Memiliki 12 buah rusuk yang sama.
Memiliki delapan buah sudut yang besarnya sama
Rumus Volume Kubus :
Volume = s x s x s
dengan s = rusuk kubus
Contoh 1 :
Tentukan volume kubus yang memiliki panjang sisi = 5 cm
Jawab :
Volume =  s x s x s
Volume =  5 x 5x 5
Volume = 125 cm3
Contoh 2 :
Tentukan volume kubus yang memiliki panjang sisi = 7 cm
Jawab :
Volume =  s x s x s
Volume = 7 x 7 x 7
Volume =  343 cm 3

2)      Balok

Sifat-sifat dari balok adalah:
Memiliki empat buah sisi dengan bentuk persegi panjang
Memiliki dua buah sisi yang sama.
 Memiliki empat buah rusuk yang sama.
Rumus Volume Balok :
Volume =  P X L X T
dengan P = Panjang, L = Lebar, T = Tinggi
Contoh 1 :
Tentukan volume balok yang memiliki panjang 5 cm, lebar 4 cm, tinggi 3 cm.
Jawab :
Volume = P X L X T
Volume = 5 x 4 x 3
Volume = 60 cm3
Contoh 2 :
Tentukan volume balok yang memiliki panjang 10 cm, lebar 5 cm, tinggi 4 cm.
Jawab :
Volume = P X L X T
Volume = 10 x 5 x 4
Volume = 200 cm 3

B.     Penelitian yang Relevan
1.        Zuaidah dengan judul penelitian “pengaruh penggunaan medai kubus satuan terhadap hasil belajar siswa di kelas V SDN Bubutan III / 71 Surabaya. Hasil penelitian menunjukan berpengaruhnya penggunaan media pembelajarn terhadap hasil belajar siswa.
2.        Ahmad Zubaidi dengan judul penelitian “penggunaan media pembelajaran tiga dimensi untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas V SDN 1 Alas Tengah Situbondo. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran tiga dimensi (kubus satuan)
3.        Wadiatmo dengan judul penelitian Mengingkatkan hasil belajar peserta didik di kelas VI SD Rajewesi 02 Kec Pagerbarang Kab Tegal dalam menentukan volume bangun ruang melalui penggunaan alat peraga kubus satuan. Hasil penelitian menunjukan terdapat peningkatan aktivitas belajar dalam pembelajaran

C.    Kerangka Berfikir
Pembelajarn matematika harus terjadi secara konkret. Hal ini bisa terwujud dengan penggunaan media pembelajaran ( kubus satuan). Pembelajaran yang konvensioanl akan menjadikan siswa kurang aktif dan cenderung pasif dalam pembelajaran, serta pengetauannnya terbatas.
Materi volume bangun ruang merupakan salah satu materi pembelajaran di kelas 5 semseter 2. Dalam materi tersebut siswa di tuntut untuk mengkontruksikan konsep bangun ruang dengan skemata yang dimiliki siswa.
Dengan menerapkan media pembelajarn kubus satuan dapat memperngaruhi hasil belajar siswa pada materi bangun ruang ini. Hal ini dapat membuat pemahaman, dan penguasaan terhadap konsep metematika.


D.    Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian dimana masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2012:96). Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan, maka rumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0 : tidak terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran kubus satuan terhadap hasil belajar siswa kelas V SD
H1 : terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran kubus satuan terhadap hasil belajar siswa kelas V SD

































BAB III
METODE PENELITIAN

A.  Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang mengumpulkan angka-angka dengan menggunakan rumus statistik. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Sugiyono (2012:107) menjelaskan bahwa “metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain eksperimen semu atau quasi eksperiment. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya menggunakan siswa kelompok eksperimen dan siswa kelompok kontrol.
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan desain quasi eksperimen dengan bentuk Non equivalent Control Group Design yaitu desain eksperimen quasi yang menggunakan  pretest sebelum diberikan perlakuan, dan posttest setelah diberikan perlakuan. Dengan desain penelitian sebagai berikut:
                   O1
         X
        O2
                    O3

      O4
Sumber : Sugiyono (2012:112)
B.  Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
1.    Populasi
Menurut Sugiyono (2012:117), mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang diharapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negri 09 Belakang Balok Bukitting Tahun pelajaran 2018/2019.

2.    Sampel
Menurut Sugiyono (2012 : 118), mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karaketristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen ditentukan oleh peneliti yaitu dari kelas A dan kontrol dari kelas B
1.    Kelompok eksperimen
Kelompok eksperimen yaitu mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan media kubus satuan. Sampelnya adalah siswa kelas V A sebanyak 20 orang
2.    Kelompok kontrol
Kelompok kontrol yaitu kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Sampel yang terpilih menjadi kelas kontrol adalah siswa kelas V B sebanyak 20 orang

3.    Teknik Sampling
Teknik sampling adalah cara pengambilan sampel dari populasi yang ada. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Metode Acak Sederhana (Simple Random Sampling). Metode acak sederhana diterapkan pada populasi yang sangat homogen.Itu sebabnya, dimanapun dan siapapun yang terpilih tidak akan mempengaruhi hasil yang akan didapatkan. metode yang digunakan biasanya adalah mendaftar seluruh populasi lalu dengan menggunakan system lotere, didapatkan sampel sesuai dengan besar sampel yang telah ditetapkan sebelumnya.

4.    Defenisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel merupakan batasan dari variabel-variabel yang diteliti. Menurut Sugiyono (2012: 60) “ Variabel adalah suatu atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau suatu objek dengan objek yang lain”. Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebes (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel).
a.      Variabel Bebas (Independent)
Sugiyono (2012: 61) menyatakan bahwa “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat (dependent). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu media pembelajaran kubus satuan
b.      Variabel Terikat (Dependent)
Sugiyono (2012: 61) menyatakan bahwa “Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar siswa (Y).

C.  Instrumen dan Pengembangannya
Instrumen penelitian merupakan suatu alat pengumpul data yang akan digunakan dalam penelitian, seperti yang diungkapkan Sugiyono (2012:133) “Instrumen adalah alat yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti”. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah soal-soal tes yakni mengukur hasil belajar kognitif siswa.
Instrumen tes terdiri dari butir-butir soal tes dibuat berdasarkan indikator pembelajaran. Tipe tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif. Sebelum melakukan tes terhadap sampel, maka terlebih dahulu dibuat kisi-kisi soal, kemudian dilakukan uji coba untuk mendapatkan soal yang baik. Langkah-langkah yang di lakukan untuk menguji coba soal yaitu :


1.    Validitas Instrumen
Validitas instrumen merupakan cara untuk mengukur ketepatan alat penilaian. Menurut Sugiyono (2012:182) secara teknis pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan menggunakan kisi-kisi instrumen, yang didalamnya terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur, dan butir-butir pertanyaan yang dijabarkan dari indikator. Kemudian untuk menguji butir-butir pertanyaan tersebut dilakukan analisis item soal. Untuk mengetahui valid tidaknya instrumen suatu penelitian yang digunakan pada penelitian ini, maka perlu dilakukan uji validitas item dari soal yang dibuat. Peneliti menggunakan rumus rumus product moment
  rxy         

Keterangan :
rxy               = koefisien korelasi X dan Y
N            = jumlah responden
ΣXY       = total perkalian skor X dan Y
ΣY          = jumlah skor variabel Y
ΣX          = jumlah skor variabel X
(ΣX)2      = total kuadrat skor variabel X
(ΣY)2      = total kuadrat skor variabel Y
(Suharsimi Arikunto, 2007: 171)      

              Indek Validitas Soal
                   Kriteria
1
                                 0,80-1,00
  Sangat Tinggi
2
                                 0,60-0,80
                    Tinggi
3
                                 0,40-0,60
                    Cukup
4
                                 0,20-0,40
                   Rendah
5
                                 0,00-0,20
        Sangat Rendah
2.    Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur apakah suatu instrumen dapat dikatakan tetap. Menurut Sudjana (2010:16) reliabilitas  adalah ketetapan atau keajegan alat penilaian dalam menilai apa yang dinilainya, artinya kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.
Reliabilitas instrumen dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan keajegan butir-butir soal tes sehingga dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Reliabelitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunkan rumus Product moment. Menurut Purwanto (2011:162) pengujian reliabilitas dapat dihitung sebagai berikut :
            
keterangan :
X = Skor butir belahan ganjil
Y = Skor butir belahan genap
N = Jumlah responden
Setelah diketahui reliabilitas instrumen, maka hasil reliabilitas tersebut dikategorikan ke dalam tabel kriteria indeks reliabilitas berikut:
No
Indek  Reliabilitas Soal
Kriteria
  1
             0,90 ≤ r ≤ 1,00
   Sangat Tinggi
2
             0,70 ≤ r ≤ 0,90
Tinggi
3
                         0,40 ≤ r ≤ 0,70
Cukup
4
                         0,20 ≤ r ≤ 0,40
Rendah
5
                               r < 0,20
Sangat Rendah
Lestari (2015 : 206)

3.    Daya Pembeda Butir Soal
Analisis soal selanjutnya adalah melakukan analisis daya pembeda. Menurut Nana (2010:141) analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu atau siswa yang tinggi prestasinya dengan siswa yang tergolong lemah prestasinya.
Cara yang dapat dilakukan dalam analisis daya pembeda adalah dengan menggunakan :
D =  

Keterangan :
D  = Daya beda soal
Ba = Jumlah kelompok kelas atas yang menjawab benar
Bb = jumlah kelompok bawah atas yang menjawab benar
Ja  = Jumlah peserta kelompok atas
Jb  = Jumlah peserta kelompok bawah
Setelah diketahui nilai daya beda dari sebuah soal, maka dapat  dilihat klasifikasi menurut Lestari (2015:217) pada tabel berikut :
No
Indeks Daya Beda
Klasifikasi
1
0,70 – 1,00
Baik sekali
2
0,40 – 0,70
Baik
3
0,20 – 0,40
Cukup
4
0,00 – 0,20
Jelek
5
Negatif
Sangat jelek
                Arikunto (2009:213)

4.    Indeks Kesukaran Soal
Langkah selanjutnya dalam menganalisis soal adalah dengan menganalisis indeks kesukaran soal. Menurut Sudjana (2010:135) indeks kesukaran merupakan bentuk analisis terhadap soal dipandang dari kesanggupan siswa menjawabnya untuk mengetahui proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar.
Cara menetukan indeks kesukaran sebuah soal adalah dengan rumus sebagai berikut :
I = 

Keterangan :
I  = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = Banyaknya siswa yang menjawab dengan benar butir soal
N = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban benar pada n soal

Yang dimaksud Indeks kesukaran soal dapat berpedoman kepada tabel klasifikasi berikut :
Tingkat Kesukaran
Klasifikasi Soal Tes
                 0,70 - 1,00
Mudah
               0,30 - 0,70
Sedang
0,00 - 0,30
Sukar
Arikunto (2012 : 225)

D.  Pengumpulan Data
1.    Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara-cara yang digunakan untuk memperoleh data empiris untuk penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan tes  awal yang dilakukan sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah pembelajaran (postest) pada kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes yang pertama adalah pretest, tes ini dilakukan untuk mendapatkan data awal mengeai gambaran pengetahuan siswa tentang soal yang diberikan sebelum dilakukan pembelajaran. Selanjutnya tes yang kedua adalah posttest  yang dilakukan untuk mendapatkan data akhir yang akan dianalisis

E.  Teknis Analisis Data
Teknik analisis data adalah kegiatan mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, berdasarkan variabel dari seluruh responden menyajikan data dari tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Tujuan analisis data dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data kepastian apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran terpadu tipe webbing.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik inferensial. Statistik inferensial merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2012:209). Statistik ini sangat cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas. Statistik inferensial terbagi dua bentuk, yaitu statistik parametris dan statistik nonparametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Sedangkan statistik non parametris tidk menguji parameter populasi tetapi menguji distribusi.
a.    Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya persebaran data yang akan dianalisis.  Uji normalitas yang digunakan peneliti adalah menggunakan perhitungan uji normalitas Liliefors untuk mengetahui penyebaran
distribusi dengan taraf signifikan 0,05.
Rumus: Lh= | F (Z) – S (Z) |
Lhitung<Ltabel : data berdistribusi normal
Lhitung>Ltabel : data berdistribusi tidak normal
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji Liliefors (Sudjana, 2010: 466) antara lain:
1)   Mencari nilai Zscore, dengan rumus: Z = (Xi - Mean)/SD
2)   Menentukan nilai Ztabel {F(Z)} dengan menggunakan tabel Normal Baku berdasarkan nilai Zscore.
3)   Menentukan S(Z) dengan rumus
4)   Menghitung harga Liliefors hitung dengan rumus: Lh = |F(Z)-S(Z)|
5)   Mencari nilai Liliefors terbesar sebagai Lhitung
6)   Menentukan harga Liliefors tabel.
7)   Membuat kesimpulan:
a.    Jika harga Lh<Lt, maka data berdistribusi normal
b.    Jika harga Lh>Lt, maka data tidak berdistribusi normal

b.   Uji Homogenitas
Uji homogenitas hanya dilakukan apabila persebaran data menunjukan berdistribusu secara normal. Uji homogenitas sangat diperlukan untuk membuktikan data dasar yang akan diolah adalah homogen, sehingga segala bentuk pembuktian menggambarkan yang sesungguhnya, bukan dipengaruhi oleh variansi yang terdapat dalam data yang akan diolah. Uji homogenitas dalam penelitian ini adalah Uji Fisher karena uji homogenitas ini dapat digunkan jika jumlah sampel antar kelompok sama. Uji Fisher dapat dihitung dengan rumus:
Hasil hitung F (max) dibandingkan dengan F (max) tabel. Adapun kriteria pengujiannya sebagai berikut: Jika nilai signifikansinya F (max) hitung ≤ F (max) tabel maka dapat dikatakan sampel diambil dari populasi yang homogen atau jika signifikansi F (max) hitung > F (max) tabel maka sampel yang diambil dari populasi yang tidak homogen (Irianto, 2008:276).
c.    Uji Hipotesis
Jika sudah diketahui sebuah data berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, baru dilakukan analsis, data sesuai dengan teknik analisis yang telah dilakukan, yaitu dengan melakukan uji-t. Menurut Sugiyono (2012:273) menguji data yang telah diperoleh tersebut sebagai berikut :
              
        
Keterangan :
      = nilai rata-rata kelas eksperimen
      = nilai rata-rata kelas kontrol
     = jumlah siswa kelas eksperimen
      = jumlah siswa kelas kontrol
   = variansi kelas eksperimen
    = variansi kelas kontrol
Taraf signifikan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu taraf 0,05 dan “df/db = n1+ n2 – 2. Kriteria keputusan sebagai berikut :
a)    Jika nilai thitung > ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak
b)   Jika nilai thitung < ttabel maka Ha ditolak dan Ho diterima

Lampiran Soal

     1.   Perhatikanlah bangun balok dibawah ini.

    a. Berapakah volume balok tersebut?
    b. Perhatikanlah bangun balok di bawah ini! Berapakah
             
    Berdasarkan gambar di atas, tentukanlah panjan, lebar, dan tingginya. Setelah diketahui hitunglah        volume bangun tersebut.


2. Diketahui ada sebuah bangun berbentuk kubus yang masing kosong. 
     
   

    Setelah itu dimasukan  kubus      satuan sebanyak 27 buah kedalam bangun tersebut. 1 kubus              satuan tersebut berukuran 1 cm.
    Tentukanlah berapa panjang, lebar dan tinggi bangun tersebut.








DAFTAR PUSTAKA


Oktavia,Wulan,Risda Amini and Syafri Ahmad "Pengaruh Penggunaan Model Polya Terhadap Hasil Belajar Soal Cerota Pecahan Siswa Kelas V SDN." e _ journal pembelajaran inovasi,jurnal ilmiah pendidikan dasar 6.2 (2018)

Trisno, Trisno, Risda Amini and Irdamurni Irdamurni. " The Effect Of Problem Solving Method Oj Motivation And Learning Mathematics Result Ls Of Class V SDN 29 Saok Laweh Kabupaten Solok" . Internasional journal of educational dynamics 1.1 (2018):303_308

Puri, Defanggi Aldriana Ayurisma,Lies Lestari and Idam Ragil Widianto Atmojo. "Penerapan Pendekatan Realistik Mathematics Eslducation (Rme)Untuk Mwningkatkan Pemahaman Konsep Sifat Bangun Ruang Pada Siswa Sekolah Dasar" Didaktika dwija indria 5.8 (2017)



Recent Posts

Pages

Text Widget

Popular Posts