A.
Genre Sastra Anak
Menurut Rebecca Lukens (1993), genre adalah suatu
macam atau tipe kesastraan yang memiliki seperangkat karakteristik umum. Menurut
Mitchell (2003), genre adalah tipe atau kategori pengelompokan karya sastra .
biasanya berdasarkan style, bentuk atau isi.
Dapat dipahami bahwa genre itu adalah suatu macam
atau tipe kesastraan yang memiliki seperangkat karakteristik umum. Karakteristik
itu bisa berbentuk sejumlah elemen yang memiliki kesamaan sifat, dan
elemen-elemen itu menunjukkan perbedaan dengan elemen yang ada pada genre lain.
Misalnya, pada genre cerita fiksi di dalam nya tegrdapat elemen struktural
seperti alur cerita, penokohan, latar, sudut pandang , dll. Namun di dalam
genre puisi terdapat elemen struktural seperti rima, irama, diksi, imaji,
dll. Dalam contoh tersebut dapat dilihat
antara ke dua genre tersebut menunjukkan eksistensi yang berbeda – beda.
Pengkategorian genre sastra anak pada prinsipnya
tidak bersifat kaku atau baku. Sehingga memungkinkan karakteristik suatu
genre terdapat pula pada jenis genre
lain, sehingga saling tumpang tindih.
Menurut Rebecca Lukens , secara garis besar,
terdapat enam jenis genre sastra anak. Yaitu :
1.
Realisme
Realisme dalam karya sastra dipahami
bahwa cerita yang dikisahkan mungkin saja ada dan terjadi, namun tidak harus
ada dan terjadi. Dalam genre ini, peristiwa diceritakan secara masuk akal dan
logis, dengan berbagai peristiwa, aksi dan interaksi yang seolah-olah memang
benar terjadi. Selain isi dan jalan cerita yang masuk akal, cara
penyelesaiannyapun juga masuk akal dan dapatdipercaya.
a. Cerita Realisme
Cerita
realistic (realistic story) bercerita tentang masalah sosial dengan tokoh
protagonis sebagai pelaku cerita. Konflik yang diceritakan merupakan konflik
yang berhubungan dengan masalah sendiri, orang lain, ataupun masalah sosial
yang bersifat realis.
Untuk
cerita anak, cerita diselesaikan dengan tetap mempertahankan logika dank
e-realistikan. Akhir yang realis, membuat anak agar dapat memahami diri
sendiri, orang lain, atau sosial, melalui tokoh-tokoh, cerita, serta konflik
yang dapat dipercaya.
b. Realisme Binatang
Realisme
binatang (animal realism) bercerita tentang binatang yang berupa nonfiksi.
Dalam realism binatang ini memunculkan bentuk fisik binatang dengan habitat,
cara, dan siklus hidup mereka. Namun dalam cerita binatang anak, yang biasa
disebut fabel, menampilkan cerita binatang yang berkarakter seperti manusia,
dapat berbicara, berpikir, dan bergerak. Jenis fabel yang mempersonifikasikan
karakter manusia tersebut tidak dikategorikan sebagai realisme binatang.
Seperti
halnya cerita realis binatang yang ada di film Planet Satwa, Wild Africa, Big
Cat Diary, dan lain-lain, cerita realis binatang juga dapat ditulis menarik
dengan memasukkan manusia sebagai perantara dalam menjelaskan tentang kehidupan
binatang. Sehingga pengetahuan tentang binatang yang diperoleh anak lebih mendekati
realitas.
c. Realisme Historis
Realisme
historis (historical realism) mengisahkan peristiwa yang terjadi pada masa
lampau, lengkap dengan factual-logisnya. Misalnya mendeskripsikan rumah, jalan,
dan kondisi lingkungan pada saaat peristiwa berlangsung. Biasanya, cerita
bersejarah mengacu pada peristiwa besar atau nama tokohnya yang memiliki nilai
kesejarahan, seperti : Perang Diponegoro, Pertempuran Lima Hari di Semarang,
Pengeran Imam Bonjol, Bandung Lautan Api, dan lain-lain.
d. Realisme Olahraga
Cerita
olahraga (sport stories) adalah cerita yang berkaitan dengan keolahragaan.
Realism olahraga ini juga dapat dipakai untuk menanamkan nilai kejujuran,
keadilan, kedisiplinan, dan lain-lain pada diri anak.
2.
Fiksi Formula
Genre ini disebut Fiksi Formula
karena memiliki pola-pola tertentu yang membedakannya dengan jenis yang lain,
misalnya cerita misteri, cerita detektif, yang memiliki pola tertentu dalam
gaya penceritaannya. Bentuk atau contoh dari fiksi formula adalah :
a. Cerita misteri dan detektif
(mysteries and detective), biasanya bercerita tentang seseorang yang dianggap
hero yang luar biasa dan mungkin berkarakter aneh (nyentrik).
b. Cerita romantis (romantic stories)
biasanya menampilkan kisah simplisitas dan sentimentalis hubungan laki-laki
perempuan, seolah-olah tidak ada urusan lain kecuali urusam percintaan.
c. Novel serial, novel yang diterbitkan
secara terpisah namun merupakan satu kesatun unit. Contohnya : Wiro Sableng,
Nogo Sosro Sabuk Inten, dan Api di Bukit Menoreh. Bisanya novel jenis ini
memiliki satu tokoh utama dengan sedikit perubahan karakter.
3.
Cerita fantasi
Fantasi menawarkan sesuatu yang
sulit diterima. Dalam cerita fantasi menampilkan tokoh, alur, tema yang
kebenarannya dipertanyakan, walaupun didalam cerita fantasi masih terdapat
peristiwa realis. Misalnya cerita manusia yang berbicara dengan binatang. Jika
didalam dunia nyata, perbuatan manusia tersebut patut dipertanyakan, karena
merupakan hal tak wajar jika manusia berbicara dengan binatang. Bentuk atau
contoh dari fiksi formula adalah :
a. Cerita fantasi (fantastic stories)
biasanya menampilkan tokoh dan alur yang hampir sepenuhnya fantastik, seperti
manusia yang berkawan dengan makhluk halus seperti hantu, jin, atau
tuyul.
b. Cerita fantasi tinggi (high
fantasy), cerita selalu ditandai adanya fokus konflik antara yang baik (good)
dan yang jahatr (evil), antara kebaikan dan kejahatan. Latar dapat bervariasi,
bisa masa lalu atau masa yang akan datang, yang berbeda dan jauh dengan latar
kehidupan kita. Contoh Lord of the Rings, Five Elements.
c. Fiksi sain (science fiction) fiksi
spekulatif berdasarkan sejumlah inovasi dalam sain dan teknologi, pseudo-sain
atau pseudo-teknologi. Cerita ini biasanya berkaitan dengan kehidupan di masa
depan (future worlds).
4.
Sastra Tradisional.
Istilah “tradisional” menunjukkan
bahwa cerita yang dulu, telah mentradisi, tak tahu kapan dimulainya, dan tak
tahu siapa yang mengarangnya, dan dikisahkan secara lisan. Berbagai cerita
tradisional tersebut telah banyak yang dibukukan, sehingga cerita tidak akan
hilang dari masyarakat.
Jenis cerita yang dikelompokkan
dalam genre ini adalah fabel, dongeng, mitos, dan legenda.
a. Fabel (fabel) adalah cerita binatang
yang dimaksudkan sebagai personifikasi karakter manusia. Binatang yang
dijadikan tokoh dapat bertindak layaknya manusia biasa.
b. Dongeng rakyat (folktales, foklore)
cerita tradisional yang disampaikan secara lisan dan turun temurun sehingga
selalu terdapat variasi penceritaan walau isinya kurang lebih sama.
c. Mitos (myths) yakni cerita yang
berkaitan dengan dewa-dewa atau tentang kehidupan supernatural yang mengandung
sifat pendewaan manusia atau manusia keturunan dewa.
d. Legenda (legends) mempunyai
kemiripan dengan mitologi, tetapi legenda sering memiliki atau berkaitan dengan
kebenaran sejarah. Legenda menampilkan tokoh sebagai hero yang memiliki
kehebatan dan dikaitkan dengan aspek kesejaahan.
e. Epos (falk epics) merupakan cerita
panjang yang berbentuk syair (puisi)
dengan pengarang yang tidak pernah diketahui, anonim. Cerita berlatar di suatu
masyarakat atau bangsa yang terjadi pada masa lampau yang kadang-kadang tidak
jelas latar waktunya.
5.
Puisi.
Genre puisi anak dapat berwujud
puisi lirik tembang tradisional anak, naratif, dan puisi personal. Lirik
tembang anak seperti lagu nina bobo, sluku-sluku batok, cublak suweng, dan
lainnya. Selain lirik tembang, puisi juga berbentuk naratif, puisi yang
didalamnya mengandung cerita. Sedangkan puisi personal adalah puisi yang
sengaja ditulis untuk anak-anak.
6.
Nonfiksi.
Sejumlah buku bacaan anak nonfiksi
ditulis dengan kadar artistik yang tinggi, sehingga anak yang membacapun tidak
jenuh, malah memperoleh pemahaman dan kesenangan. Nonfiksi ada beberapa sub
genre, yaitu buku informasi dan biografi. Bentuk nonfiksi adalah:
a. Buku informasi (informational books)
yang terdiri atas berbagai macam buku yang mengandung informasi, fakta, konsep,
hubungan antarfakta dan konsep yang mampu menstimuli keingintahuan anak
atau pembaca.
b. Biografi (biography) yakni buku yang
berisi riwayat hidup seseorang untuk memberi kejelasan berbagai hal menyangkut
orang tersebut, menguraikan sikap dan pandangan hidupnya, dan juga
memberitahukan atau mengklarifikasi sesuatu yang selama ini belum diketahui
orang.
Sedangkan menurut Burhan Nurgiyantoro,
genre dari sastra anak terbagi menjadi:
1.
Fiksi.
Dari segi bentuk, penulisan fiksi
berupa prosa. Dari segi isi, fiksi menampilkan cerita khayal yang tidak merujuk
pada kebenaran faktual. Tokoh dan peristiwa yang dikisahkan memiliki
kemungkinan ada dan terjadi, meski tidak benar-benar ada dan terjadi. Yang
termasuk dalam genre fiksi ini adalah genre fantasi, fiksi formula, realism,
fiksi sejarah, serta novel anak dan cerpen anak.
2.
Nonfiksi.
Nonfiksi adalah karangan yang menunjuk pada kebenaran
faktual, sejarah, yang memiliki acuan, memiliki bukti. Yang termasuk genre
nonfiksi adalah genre realisme historis, realisme binatang, dan realise
olahraga, serta buku informasi dan biografi.
3.
Puisi
Sebagaimana halnya dengan genre
fiksi, puisi yang dimaksudkan di sini adalah puisi anak. Puisi ini memang
sengaja ditulis dengan kacamata anak.
4.
Sastra tradisional.
Berdasakan waktu kemunculan dan penulisannya, karya sastra
dapat dibedakan ke dalam sastra tradisional dan sastra modern. Sentuk dari
genre sastra tradisional adalah genre dongeng, mitos, legenda, dan fabel.
Berbagai cerita tradisional tersebut telah banyak ditulis ulang dan dibukukan
untuk bacaan sastra anak. Namun, meskipun sekarang ini muncul fabel yang ditulis
secara modern seperti yang ada pada media massa, ia tetap saja dipandang
sebagai bagian dari sastra tradisional
5.
Komik
Komik adalah cerita bergambar dengan
sedikit tulisan. Bahkan kadang-kadang ada gambar yang tanpa tulisan sudah dapat
dimengerti oleh pembaca. Komik sastra anak adalah komik yang layak dan sengaja
dimaksudkan untuk bacaan anak. Tentu
saja dengan isi yang dibatasi.
B.
Pengertian Sastra Imajinatif dan Sastra Non
Imajinatif
1.
Sastra Imajinatif
Sastra
Imajinatif adalah suatu karya sastra yang berupaya menerangkan, menjelaskan,
memahami, membuka wawasan baru, dan memberikan makna realitas kehidupan agar
manusia lebih mengerti dan bersikap semestinya terhadaprealitas kehidupan.
Sastra
imajinatif ini lebih bersifat khayal , Karena sastra imajinatif adalah karya
sastra yang diciptakan oleh pengarang sesuia dengan imajiasi nya.
Sastra
imajinatif ini terdiri dari 2 yaitu:
a.
Prosa
Prosa
terdiri dari prosa fiksi dan drama. Prosa fiksi contoh nya cerpen, novel,
novelet dan roman. Sedangkan drama meliputi drama prosa dan drama puisi. Drama
adalah karya sastra yang mengungkapkan cerita melalui dialog-dialog para
tokohnya. Tampilan drama meliputi komedi, tragedy, melodrama , dll.
b.
Puisi
Puisi
memeliki jenis berupa puisi epic, puisi lirik dan puisi dramatik.
2.
Sastra Non Imajinatif
Sastra
Non – Imajinatif adalah sastra yang lebih mengutamakan unsur kefaktualan
daripada daya khayal yang ditopang dengan penggunaan bahasa yang cendrung
denotative.
C.
Ciri-ciri Sastra Imajinatif dan sastra Non
Imajinatif
1.
Sastra
Imajinatif
a)
Memenuhi
estetika seni.
b)
Cendrung khayali
c)
Bahasa cendrung
konotatif (makna ganda)
2.
Sastra Non
Imajinatif
a)
Memenuhi
estetika seni
b)
Unsur faktualnya
lebih menonjol
c)
Bahasa yang
digunakan cendrung denotative
DAFTAR PUSTAKA
Halik, Abd .2013 .Sastra Anak-Anak .http://www.tappdf.com/read/102379-unit-7-sastra-anak-wordpress-com. Diakses pada tanggal 27 Agustus 2017.
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak: Pengantar dan Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
Nurgiyantoro,
Burhan. Juni 2004. Sastra Anak :
Persoalan Genre. Yogyakarta : FBS UNY . Jurnal Humaniora Volume 16 .
Supriyadi.
2006. Bahan Ajar Bahasa Indonesia. Jakarta : FIP UNSRI.
The casino app for PC - JSM Hub
BalasHapusWhat is the best casino 김제 출장안마 app for you? · The app for 충청남도 출장샵 PC · The Best Free 대전광역 출장안마 Slots & Live 광명 출장안마 Casino · Jackpots Casino 오산 출장마사지 · Casino Slots · Jackpot Slots.